Kima Si Kerang Raksasa
KIMA SI KERANG RAKSASA
Kima dikenal dengan nama latin Tridacna dan
juga sering dipanggil Giant Clam. Kima berukuran sangat besar, yaitu
sepanjang 2 meter dan memiliki berat badan hingga 250 kilogram. Kima memakan
Plankton dengan cara menghisapnya. Karena Kima berbadan super besar, bahkan
seekor Kima diperkirakan mampu menyerap berton-ton kubik air laut setiap
harinya. Kima juga mampu menghasilkan
mutiara.
Yang membedakan Kima dari kerang lainnya adalah
tubuhnya yang super besar dan cangkangnya yang berwarna-warni yang dapat
berubah warna secara perlahan bergantung pada kondisi air laut disekitarnya.
Warna-warni di cangkang Kima berasal dari makhluk separuh hewan separuh
tumbuhan bernama Zooxanthellae. Zooxanthellae tumbuh dan menempel
di cangkang Kima. Zooxanthellae juga memiliki manfaat untuk Kima yaitu
sebagai tambahan nutrisi tubuh Kima.
Kima dapat ditemukan di laut dangkal, biasanya Kima
terselip diantara pasir dalam laut atau di sela-sela terumbu karang. Meskipun
terkadang Kima terletak disela-sela terumbu karang, cangkang Kima juga dapat
bermanfaat bagi terumbu karang karena bisa menjadi tempat tumbuhnya terumbu
karang.
Kima memiliki manfaat yang besar bagi ekosistem dalam
laut. Kima menjadi salah satu penyaring alami dalam laut. Ketika sedang makan, bukan hanya
Plankton saja yang ikut terserap oleh
Kima, tapi kotoran-kotoran yang terkandung dalam air laut
juga turut serta terserap ke dalam tubuh besar Kima, bahkan zat beracun seperti
nitrogen dan fosfat yang berbahaya juga dapat diserap oleh Kima. Sesudah makan,
Kima akan mengeluarkan sisa makanannya berupa air laut yang sudah bersih dari
dalam tubuhnya.
Manfaat lain dari Kima adalah sebagai penunjuk tingkat
perubahan suhu dan pencemaran di laut. Manfaat ini dapat terlihat dari
cangkangnya, jika suhu laut meningkat tajam atau air laut tercemar polusi yang
parah, warna cangkang Kima akan berubah menjadi pucat.
Kima berkembang biak dengan cara bertelur. Musuh
terbesar Kima adalah ikan, gurita dan kepiting. Karena ikan, gurita dan
kepiting dapat memakan telur kima dan kima yang masih kecil.
Saat ini, Kima termasuk sebagai satwa langka yang
dilindungi. Keberadaanya sekarang sangat jarang. Penyebab utama terjadinya
kelangkaan pada Kima adalah perburuan. Kima diburu untuk diambil daging dan
cangkangnya. Dagingnya diburu untuk dimakan sedangkan cangkangnya diburu untuk
dibuat hiasan lalu dijual dengan harga tinggi. Karena itu harga Kima di pasaran
internasional juga sangat mahal. Yaitu sekitar satu juta rupiah perkilogramnya.
Jadi, bisa dibayangkan betapa mahal seekor Kima jika dijual dapat teraup uang
hingga sejumlah 250 juta!
Konservasi Kima di Indonesia adalah Konservasi
Taman Laut Kima Tolitoli yang terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sumber : Majalah Bobo dengan perubahan seperlunya.